Mekah I’m Coming: Keterbukaan adalah Solusi

Setiap orang tentu memiliki keinginan yang ingin dipenuhi selama hidupnya. Dalam prosesnya, selalu ada saja yang menghalanginya, termasuk intervensi pihak ketiga yang semakin menyulitkan jalan kita.

Hal diatas adalah sedikit premis pada Mekah I’m Coming dari MD Pictures dan Dapur Film Indonesia, dengan Hanung Bramantyo sebagai produser dan Jeihan Angga yang memposisikan diri sebagai sutradara (ini juga sekaligus menjadi debut penyutradaraan feature film nya), serta dibintangi oleh Rizky Nazar, Michelle Ziudith, Ephy Sekuriti, Jennifer Coppen, dan Totos Rasiti. Film ini sekaligus menjadi film terakhir dari mendiang Ria Irawan, salah satu aktris senior di Indonesia. Mekah I’m Coming ini sebenarnya sudah tayang tahun 2019 lalu, tepatnya pada perhelatan Jogja-Netpac Asia Film Festival di Empire XXI Yogyakarta, membuat film ini menjadi salah satu watchlist saya di tahun ini.

Diceritakan disini, ada seorang pemuda bernama Eddy Arrosyid (Rizky Nazar), dengan hati yang baik namun hidup yang pas-pasan, mengandalkan kemampuan servis kendaraan bermotornya sebagai penyambung hidupnya. Walaupun berhati baik, dia dikenal di desanya sebagai pembuat keributan, membuatnya tidak disukai banyak orang.

Suatu ketika, dia dihadapkan situasi ketika pacarnya yang bernama Eni (Michelle Ziudith) menuntut Eddy untuk menikahinya, dikarenakan Eni tidak mau dijodohkan dengan anak orang kaya yang memberikan hutang untuk Haji Soleh (Totos Rasiti), ayah dari Eni. Demi meyakinkan Haji Soleh, Eddy berniat untuk naik haji, walaupun akhirnya Eddy ini ditipu oleh travel agency haji gadungan, dan berusaha mencari cara supaya orang-orang tidak mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi.

Semenjak trailer film ini muncul ke permukaan, memang menggugah sekali melihat bagaimana drama komedi ini sangat over-the top sekaligus terasa sangat dekat, terutama bagi saya yang memang tinggal di tanah Jawa.

Semua itu akhirnya terbayar, bahkan sejak menit awal, dimana kita disuguhkan dengan arak-arakan kampung dari seseorang yang baru saja menunaikan Haji, lengkap dengan kerumuman warga, pernak-pernik, serta iringan instrumen yang nyata adanya, namun diplesetkan sedemikian rupa sehingga mengundang gelak tawa.

Kemudian, barulah kita diperkenalkan oleh tokoh-tokoh utamanya, yakni Eddy dan Eni, dengan akar masalahnya itu sebenarnya dari Eni yang tidak ingin dinikahkan demi menebus hutang ayahnya, kemudian menyeret Eddy di dalamnya. Namun setelahnya, malah Eddy lah yang terkena masalah, karena dirinya juga terseret penipuan Haji.

Basis utama Mekah I’m Coming ini sepertinya berdasarkan kasus biro haji bodong di Indonesia yang telah menipu banyak calon haji selama keberjalanannya beberapa tahun silam. Film ini memparodikan hal tersebut, dan lebih menyorot sisi korbannya, yang tidak hanya satu orang. Bahkan saking banyaknya, mereka ini malah mendirikan teritori, yang semuanya ini merupakan korban biro haji bodong ini. Lucu, getir, sekaligus senang juga sebenarnya, mengingat mereka ini dipersatukan karena common misfortune dan membentuk suatu komunitas yang justru mendatangkan mereka fortune, bahkan mereka diceritakan bisa berhaji ‘beneran’ setelah bersusah-payah mengais rezeki. Dan memang, supaya masalah selesai, perlu adanya keterbukaan untuk memahami satu sama lain demi menghilangkan kesalahpahaman, yang sebenarnya sangat bisa dilakukan asalkan ada niat dan tekad yang kuat dari pihak-pihak yang terkait.

Mekah I’m Coming menurut saya juga menyindir kebiasaan orang Indonesia, termasuk di Jawa, yang sangat mengelu-elukan ‘haji’, bukan memandangnya sebagai salah satu rukun Islam. Memang, titel ‘haji’ yang melekat pada seseorang akan mendatangkan kemasyhuran, namun tidak akan sepenuhnya mengubah watak orang tersebut dan meninggalkan berbagai kebiasaan buruknya. Tidak hanya mengenai ‘haji’, tapi juga menyindir bagaimana orang-orang di Indonesia ini mudah sekali melakukan judgement pada sesuatu, tanpa melihat kronologi kejadian sesungguhnya, membuat mereka ini sangatlah kejam. Bahkan kehadiran internet pun, yang salah satunya digunakan sebagai informasi, di lain sisi juga memiliki andil dalam persebaran informasi yang salah, menghadirkan perpecahan lain dan menguatkan misjudgement yang diarahkan pada seseorang.

Unsur komedi di Mekah I’m Coming ini diposisikan sebagai senjata utama dalam delivery cerita nya. Arak-arakan pada pembuka film ini sebenarnya telah menegaskan betapa over-the top nya film ini, yang kemudian mengundang gelak tawa yang lebih menggelegar sampai penghujung film. Film ini juga setia pada pop culture dan fenomena di Indonesia dan dunia, seperti salah satu tokoh dengan nama unik, yang merupakan pelesetan dari atlet bulutangkis senior Indonesia, kebiasaan orang Indonesia yang gemar memainkan Harvest Moon dan video game sepakbola, walaupun masanya sudah lewat, sampai ke lagu Didi Kempot yang mendadak naik lagi karena rapuhnya millenials di Indonesia yang digunakan dengan tepat sasaran. Bahkan, film ini juga sedikit memberikan scene dengan nuansa horror, menyentil era horror di Indonesia yang sedang naik daun.

Pairing antara Rizky Nazar dan Michelle Ziudith yang kesekian kalinya ini juga merupakan pemanis Mekah I’m Coming, dengan porsi senang dan sedih yang terasa pas, memberikan warna pada tokoh mereka sekaligus jiwa pada film ini. Kehadiran karakter yang diperankan oleh Totos Rasiti, Ria Irawan, Ephy Sekuriti, dan Rasyid Karim juga sesekali mendukung perkembangan duo pemeran utama disini. Sisanya, mereka muncul sebagai comedic purpose. Toh, film ini memang ditujukan untuk membuat kita tertawa, walaupun saya sendiri juga menjadi getir setelah menonton ini.

Dan karena hal tersebut, Mekah I’m Coming akan cocok bagi kalian yang memahami getirnya Indonesia sambil menertawakannya disini, jadi cobalah untuk membuka pikiran seluas-luasnya dan tertawalah sepuasnya selagi menonton film ini. Setelah penjabaran tersebut, saya beri 8/10 untuk film ini.

Semoga Mekah I’m Coming ini mulai banyak disorot oleh penonton Indonesia, soalnya tadi miris aja ada film semenarik ini tapi cuman empat bangku yang terisi. Ayolah, tonton film ini selagi sempat ya, di bioskop terdekat di kota kalian.

Writer: Galih Dea Pratama

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s