Abracadabra (2020) Review

Intro

Abracadabra adalah film terbaru dari Fourcolours Films, yang disutradarai oleh Faozan Rizal, serta dibintangi oleh ensemble cast seperti Reza Rahadian, Salvita Decorte, dan Butet Kertarajasa. Film ini menceritakan tentang Lukman (Reza Rahadian), seorang grand master sulap yang berencana untuk mengakhiri karir di dunia sulap dengan menggelar pertunjukan terakhir. Namun, trik sulap Lukman yang terakhir malah menghilangkan seorang anak kecil, membuatnya dikejar-kejar oleh Kepala Polisi (Butet Kertarajasa), serta Lukman mulai mengetahui siapa dirinya sesungguhnya.

Impression

Abracadabra punya plot yang terbilang linear, dimana sepanjang menceritakan kisah Lukman, pesulap grand master yang secara tidak sengaja menghilangkan seorang anak di tengah pertunjukan terakhirnya, berakhir dengan dirinya dikejar-kejar oleh sekawanan polisi karena hal tersebut, sekaligus mulai mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi pada dirinya. Cukup banyak hal-hal yang tak terjelaskan di film ini, yang membuatnya dapat menjadi bahan diskusi, atau bahkan bahan cacian bagi penontonnya. Penceritaannya juga terasa jumpy, karena terjadinya transisi yang terlihat mendadak. Pacing nya juga terasa sangat lambat, sehingga seringkali membuat penonton terasa mengantuk.

Yang menarik dari Abracadabra adalah muatan sejarah yang dimasukkan dalam film ini, menjadi semacam easter egg disini. Mulai dari Soekarno yang meminta para pemudanya ke luar negeri untuk belajar, sampai ke kotak unik yang dimiliki Herbert Nivelli. Selain itu, Abracadabra juga menantang pemikiran kita mengenai sulap itu sendiri, yang selama ini kita anggap sebagai mere tricks yang bisa dipecahkan dengan logika, namun ada pula yang percaya bahwa sulap itu ya more than meets they eye. Dan hal tersebut tentu saja hanya dapat ditemukan bila penonton cukup jeli memperhatikan Abracadabra, dan berpikiran terbuka ketika menontonnya.

Dengan ensemble cast dari berbagai pemeran lokal yang memikat, tentu saja setiap cast ini telah berakting dengan baik, terutama untuk Reza Rahadian, yang berperan sangat bagus disini. Dan untuk aktor-aktris lain juga sudah memerankan karakter mereka dengan baik, namun sayang sebagian besar dari mereka hanya berfungsi sebagai plot device yang membuat mereka kurang berkesan, bahkan sampai credit roll bergulir.

Yang terlihat sangat bagus di Abracadabra ini tentu saja dari segi teknisnya. Dengan sinematografi ciamik yang terlihat menarik, pastel visual yang menyenangkan untuk dilihat, didukung dengan set yang dipilih dan digunakan dengan cukup baik. Selain itu, costume yang digunakan pada Abracadabra juga kelewat eksentrik, membuat film ini memiliki tingkat visual aesthehics yang tinggi. Dan jangan lupakan pula scoring yang catchy dengan sebagian besarnya terdiri dari ketukan drum, serta soundtrack dari Kill the DJ yang sepertinya cocok menggambarkan Abracadabra.

Verdict

Abracadabra menang dari ensemble cast dan sisi teknikal yang super ciamik, namun untuk plot nya seringkali menimbulkan pertikaian, karena bisa saja mengundang diskusi, atau malah mendatangkan cacian sana-sini.

Final Score

6.0 / 10

Writer: Galih Dea Pratama

Leave a comment